Keutamaan Luar Biasa Membaca Al-Qur'an Di Bulan Ramadhan

Uraiantugas.com – Hallo sahabat UT kali ini kami akan membahas tentang Apa Sih Keutamaan membaca alquran di bulan suci ramadhan...? Nah Tidak terasa saat ini kita sudah menginjakkan kaki pada hari kelima di bulan suci Ramadhan. Bulan istimewa yang kita tunggu selama sebelas bulan lampau. Bulan yang kita rindu bagai kekasih yang terpisah ruang dan waktu, dan bulan yang kita damba dalam munajat dan doa. Dalam doa-doa kita, selalu kita sisipkan munajat ‘Ya Allah, berilah kami kesempatan untuk menghirup udara Ramadan dan mengerjakan ibadah kepada-Mu sebanyak-banyaknya.’

Keutamaan Luar Biasa Membaca Al-Qur'an Di Bulan Ramadhan

Apa yang sudah kita lakukan selama di Bulan Ramadan? Apakah amal ibadah kita sudah sejalan dengan janji kita kepada Allah? Apakah perbuatan kita mencerminkan orang yang bersyukur karena dipanjangkan umur untuk menikmati jamuan Allah? Apakah sudah kita gunakan waktu-waktu lena kita untuk sholat sunnah, membaca AlQuran, dan menambah pundi-pundi amal investasi akhirat kita?

Karena bulan Ramadhan adalah bulan spesial dan bulan diskon. Setiap perbuatan baik mendapat ganjaran yang jauh lebih besar karena kita berpuasa dalam menjalankannya. Bukan hanya solat dan mengajinya orang berpuasa yang mendapat pahala, tidurnya dan gerak hatinya menahan hawa nafsu dari kekejian yang dilihat, cukup untuk menjadikan Allah bangga kepada kita dan diperlihatkan kepada para malaikat. Seakan-akan Allah ingin menunjukkan kepada para malaikat: ‘Lihatlah hambaKu, mereka menahan laparnya untukku.’ Oleh itulah puasa digambarkan oleh Allah melalui hadits Rasulullah SAW sebagai ibadah yang didedikasikan bukan untuk dirinya sendiri, tapi untuk Allah.

Dalam kesempatan emas di bulan Ramadhan ini, mari kita dekatkan diri kita untuk berbaik-baik dan berasyik masyuk dengan Al-qur’an. Mulailah dengan membacanya. Karena sekedar membacanya saja diniatkan untuk beribadah akan mendapat limpahan ganjaran dari Allah Swt. Sebagaimana yang diwasiatkan oleh Rasulullah Shallahu ‘alaihi Wassalam dalam sebuah hadits qudsi :

“Man qoro-a harfan min kitabii, falahu hasanatun. Wal hasanatu bi’asyri amtsaaliha. Laa aquuluu Alif Laam Miim harfun, walaakin Alifun harfun, wa laamun harfun wa miimun harfun.” 

Artinya: “Barang siapa yang membaca satu huruf dari kitabKu (Al-Qur’an) maka baginya kebaikan. Dan setiap kebaikan itu akan dilipatgandakan dengan 10 kali lipatnya. Aku tidak mengatakan bahwa Alif Laam Miim itu satu huruf. Akan tetapi Alif itu satu huruf, Laam itu satu huruf dan Miim itu satu huruf ..”

Dari hadits di atas dapatlah diketahui bahwasannya Allah Swt menjanjikan akan memberikan balasan kebaikan kepada para pembaca Al-Qur’an. Bahkan setiap kebaikan akan dilipatgandakan menjadi 10 kali lipat. Itu berlaku di bulan biasa. Maka di bulan Ramadhan ganjarannya akan semakin berlipat ganda.

Mari kita azamkan dalam hati kita, agar kita kembali kepada Al-qur’an. Jika masih kelu lidah ini membacanya, jangan ulur waktu untuk mencari teman, kenalan atau siapa saja untuk datang mengajarkannya kepada kita. Tidak ada kata terlambat, selagi hayat masih di kandung badan. Toleh kanan kiri banyak yang siap berbagi waktu dan ilmunya kepada kita untuk belajar Al-qur’an baik itu dalam berbagai majelis ilmu ataupun secara privat

Bagi yang sudah mampu membaca Al-qur’an, upgrade-lah diri kita ke jenjang interaksi berikutnya, yaitu membaca artinya, menelaah hukum-hakamnya dan mempelajari segala bimbingan dan tuntunan Al-quran. Sekali-kali elok juga jika kita menambah hapalan Al-qur’an kita, baik surat-surat pendeknya, maupun potongan-potongan ayat tertentu. Syukur-syukur kalau kita menjadi imam solat bagi keluarga dan teman-teman kita, dapatlah kita baca ayat-ayat selain surat Qulhu, Annas atau Al-falaq yang sudah menjadi bacaan sehari-hari.

Al-qur’an adalah mukjizat, tidak hanya untuk Nabi Muhammad Saw, tapi juga untuk kita rasakan sampai ke akhir zaman. Interaksi dengan Al-quran akan membaca perubahan dan sakinah dalam diri dan lingkungan kita. Bayangkan jika sebelum bekerja, kita baca minimal satu halam Al-quran dalam perjalanan ataupun ketika baru mulai masuk kantor sebelum bekerja, niscaya sakinah itu akan terasa dan terpatri dalam kehidupan kita sehari-hari.

Dengan membaca Al-qur’an, pekerjaan menunggu tidak lagi sia-sia, malah menjadi investasi waktu yang menguntungkan. Waktu yang kita miliki ketika menantikan pelayanan masyarakat di kantorkantor pelayanan akan menjadi berharga karena tidak terbuang jika setiap detiknya kita lalui dengan membaca Al-qur’an, dibandingkan dengan sekedar obrolan kosong dan canda gurau yang menyesatkan. Teknologi telepon pintar yang membolehkan kita menyimpan mushaf Al-qur’an dalam bentuk digital harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Karena dengan begitu, kita akan menyimpan keberkahan dalam alat komunikasi kita yang canggih itu. Sehingga dapat menguatkan komunikasi dan pencarian ilmu melalui internet telepon.

Terkait dengan kecintaan kita kepada Al-qur’an, ketahuilah bahwa pekerjaan yang lebih besar ke depannya bagi kita semua adalah mempersiapkan generasi qur’an. Ini adalah tanggungjawab kolektif, bukan hanya pribadi dan keluarga saja, tapi juga kita secara bersama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Beberapa puluh tahun ke depan, masyarakat kita akan dipimpin oleh generasi yang saat ini masih kecil, masih mengaji alif ba ta, masih nonton tivi dan masih mencium tangan kita sebelum berangkat ke sekolah. Mari kita siapkan mereka sebagai generasi yang berbobot, generasi yang mengimbangkan ilmu dan amal, yang berprestasi dunia dan ahirat, yang mengembalikan kejayaan ummat di muka bumi ini. Modul dan kurikulum utamanya, tak lain dan tak bukan, adalah Alqur’an. Maka menjadi kewajiban kita untuk sejak dini mendekatkan anak-anak kita dengan Al-qur’an. Mari kita kompensasikan kekurangan didikan qur’an yang kita dapat kepada didikan al-qur’an anakanak kita, agar mereka siap menjadi pembaca, pelajar, penghapal dan pengamal Al-qur’an.

Dari Buraidah R.A. ia berkata: Rasulullah Shallahu ‘alahi wassalam bersabda: 

“Siapa yang membaca Al-Qur’an, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan di dunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: “karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari al- Qur’an”. (Hadits diriwayatkan oleh Al Hakim dan ia menilainya sahih berdasarkan syarat Muslim (1/568), dan disetujui oleh Adz Dzahabi. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ahmad dalam Musnadnya (21872) dan Ad-Darimi dalam Sunannya (3257)